MODUL PEMBELAJARAN 7
Assalammualaikum,wr,wb |
Kompetensi Dasar
(KD) 3.1 Memahami
Konsep ruang ( lokasi, distibusi, potensi, iklim, bentuk muka bumi, geologis
plora ,dan fauna) dan interaksi Antar ruang di indonesia serta pengaruhnya
terhadap Kehidupan manusia dalam Aspek ekonomi, sosial, budaya dan
Pendidikan 4.1 Menjelaskan Kosep ruang (lokasi, distribusi,
potensial, iklim, bentuk muka bumi, geologois, flora, fauna dan interaksi
antar ruang di indonesia) serta pengaruhnya terhadap kehidupan manusia
indonesia dalam aspek ekonomi, sosial budaya dan pendidikan . |
Tujuan Pembelajaran Setelah Kegiatan belajar mengajar usai
diharapkan kamu dapat: 1)
Memahami persebaran penduduk 2)
Memahami Komposisi Penduduk 3)
Menganalisis Piramida penduduk 4)
Memahami dampak peserbaran penduduk |
Petunjuk
penggunaan 1.
Bacalah dengan
seksama tiap materi. 2.
Bukalah
link dalam materi pengayaan untuk menambah wawasan kamu 3.
Kerjakan
latihan soal 4.
Tanyakan
kepada bapak/ibu guru apabila terdapat kalimat yang belum kamu pahami |
MATERI PEMBELAJARAN |
PERTUMBUHAN PENDUDUK POTENSI
SUMBER DAYA ALAM DAN KEMARITIMAN |
Selamat pagi. Bagaimana kabar
kalian pagi ini.
Semoga kalian semua dalam keadaan
sehat walafiat.
DINAMIKA
PENDUDUK |
Jumlah penduduk |
Amati Data |
Dampak persebaran penduduk |
Faktor-faktor yang mempengaruhi persebaran
penduduk |
Komposisi Penduduk |
Piramida
penduduk |
Persebaran Penduduk |
Sumber
:https://tumoutounews.com/2017/09/11/penduduk-indonesia-terpusat-di-jawa-sumatera/
Sumber https://tumoutounews.com/2018/05/10/jumlah-penduduk-indonesia-tahun-2018/
MATERI
REGULER |
Apa
yang kamu fikirkan berdasarkan data tersebut ! |
DINAMIKA
KEPENDUDUKAN
Indonesia adalah negara kepulauan dengan
potensi sumber daya manusia yang sangatbesar.
Jumlahpenduduk yang tinggaldi Indonesiamencapai256 juta jiwa (Worl
Population Data Sheet/WPDS, 2015). Jumlah penduduk
tersebutmerupakanhasildaridinamikapenduduk.Dinamikapendudukadalah perubahan
jumlah penduduk padasuatu wilayah yang disebabkan olehtiga faktor yaitu,
kelahiran (nartalitas), kematian (mortalitas), dan perpindahan (migrasi)
v Konsep Kependudukan
Dengan meningkatnya laju pertumbuhan penduduk dunia menyebabkan
jumlah penduduk menigkat dengan cepat dan dibeberapa bagian dunia telah
terjadikemiskinan dan kekurangan pangan. Sehingga muncul beberapa kelompok
aliran/teori tentang kependudukan, yaitu :
A. Aliran
Malthusian (Thomas Robert Malthus)
Robert Malthus ini mengemukakan beberapa pendapat tentang
kependudukan, yaitu :
1)
Penduduk
(seperti juga tumbuhan dan binatang) apabila tidak ada pembatasan akan
berkembang biak dengan sangat cepat dan memenuhi dengan cepat beberapa bagian
dari permukaan bumi.
2) Manusia untuk hidup memerlukan bahan makanan, sedangkan laju
pertumbuhan makanan jauh lebih lambat (deret hitung) dibandingkan dengan laju
pertumbuhan penduduk (deret ukur)
B. Aliran Neo Malthusian (Garreth Hardin Dan Paul Ehrlich)
Pada abad 19–20, Teori Malthus kembali
diperdebatkan, muncul kelompok aliran Neo Malthusian yang menyokong teori
Malthus. Namun, menurut aliran Neo Malthus, mengurangi jumlah penduduk tidak
hanya dengan moral restrain saja, tapi lebih ditekankan pada Preventive check.
Misalnya penggunaan alat kontrasepsi untuk mengurangi kelahiran. Aliran
Neomalthusian memiliki kesamaan konsep dasar dengan Malthusian yaitu percaya
bahwa pertumbuhan penduduk pasti akan terjadi dan berdampak negatif pada
manusia walaupun tidak secara persis
setuju dengan argumen argumen aliran Malhusian, beberapa argumen Malthus
dianggap tidak rasional oleh karena itu aliran ini lebih ekstrim dalam melakukan tindakan tindakan untuk mengurangi
jumlah penduduk, misalnya: aborsi, legalitas homoseksual, hukuman mati.
v Sumber Data Kependudukan
A. Sensus Penduduk
Ø Data sensus yang dikumpulkan meliputi karakteristik demografi,
ketenagakerjaan, dan sosial budaya. Karakteristik demografi yang dikumpulkan
adalah mengenai kelahiran, kematian, dan migrasi, serta riwayat kelahiran dan
kematian anak dari wanita pernah kawin. Data yang dihimpun pada bidang
ketenagakerjaan mencakup lapangan usaha, jenis pekerjaan, dan status pekerjaan.
Sedangkan data sosial budaya mencakup tingkat pendidikan, kondisi tempat
tinggal, dan kegiatan penduduk lanjut usia (lansia).
Ø Data-data yang diperoleh dari sensus tersebut digunakan untuk
perencanaan pembangunan di berbagai bidang. Hal tersebut sangat berperan
penting untuk mengetahui tingkat keberhasilan pembangunan, baik di bidang
kependudukan, sosial budaya, dan ketenagakerjaan.
Ø Berdasarkan tempat tinggal penduduk, sensus dibedakan menjadi:
1. De facto,
Sensus de facto yaitu cara menghitung jumlah penduduk
terhadap warga yang ditemukan pada saat pencacahan berlangsung, walaupun orang
tersebut bukan warga asli pada wilayah yang sedang diadakan sensus.
2. De jure,
Sensus de jure dilakukan dengan cara melakukan penghitungan
terhadap warga penduduk asli dari daerah yang sedang dilakukan sensus. Jadi,
andaikataditemukan orang yang bukan asli penduduk di sana pada saat sensus,
maka tidak dimasukkan dalam penghitungan. Untuk membedakan antara penduduk asli
dan bukan asli ialah dari kepemilikan Kartu Tanda Penduduk (KTP) atau Kartu
Keluarga (KK).
Ø Berdasarkan metode pengisiannya, sensus dibedakan menjadi:
1. Metode Canvasser,
yaitu pelaksanaan sensus di mana petugas mendatangi tempat tinggal
penduduk dan mengisi daftar pertanyaan. Keunggulan metode ini, data yang
diperoleh lebih terjamin kelengkapannya dan penduduk sulit untuk memalsukan
data. Sedangkan kekurangannya adalah waktu yang diperlukan lebih lama karena
jumlah petugas yang terbatas dan wilayah yang luas.
2. Metode Householder,
yaitu pelaksanaan sensus di mana pengisian daftar pertanyaan
dilakukan oleh penduduk sendiri. Kelebihan cara ini adalah waktu yang
diperlukan lebih cepat karena petugas tidak harus mendata satu per satu
penduduk. Daftar pertanyaandapat dikirimkan atau dititipkan pada aparat desa.
Sedangkan kekurangannya adalah data yang diperoleh kurang terjamin kebenarannya
karena ada kemungkinan penduduk tidak mengisi data sesuai dengan kondisi sebenarnya.
Ø Tujuan sensus penduduk
Tujuan sensus penduduk antara lain sebagai berikut:
1. Mengetahui perubahan penduduk dari waktu ke waktu dalam suatu
periode.
2. Mengetahui jumlah, sebaran, dan kepadatan penduduk pada setiap
wilayah.
3. Mengetahui berbagai informasi tentang kependudukan, seperti angka
kelahiran, kematian, migrasi, dan berbagai faktor yang me mengaruhinya.
4. Sebagai sumber data dalam perencanaan dan penentuan kebijakan
pembangunan nasional.
B. Survey Penduduk
Survei adalah salah satu metode menjaring data penduduk dalam
beberapa peristiwa demografi atau ekonomi dengan tidak menghitung seluruh
responden yang ada di suatu negara, melainkan dengan cara penarikan sampel
(contoh daerah) sebagai kawasan yang bisa mewakili karakteristik negara
tersebut. Sudah barang tentu sebelum menetapkan kawasan sampel itu, ditentukan
dulu kriteria apa saja yang bisa dijadikan syarat suatu wilayah bisa ditetapkan
sebagai kawasan sampel survei. Setelah ditetapkan sebagai kawasan yang bisa
mewakili karakteristik negara tersebut, baru dilakukan penghitungan terhadap
seluruh responden yang ada di kawasan sampel survei itu. Proses penjaringan
data tentu akan disesuaikan dengan kebutuhan survei.
C. Registrasi Penduduk
Registrasi penduduk merupakan kumpulan berbagai keterangan dari
kejadian penting yang dialami oleh manusia, seperti data perkawinan,
perceraian, perpindahan penduduk, dan kejadian-kejadian penting lainnya yang
tertulis. Semua catatan itu pada akhirnya dikumpulkan dan dipergunakan sebagai
sumber data resmi dalam penghitungan semua peristiwa demografi. Registrasi
penduduk didasarkan pada keputusan Presiden Nomor 52 Tahun 1977, ditujukan
untuk membangun sistem pencatatan yang berlaku menyeluruh dan seragam di wilayah
Indonesia.
Cakupan data yang diperoleh pada registrasi penduduk sangat
bergantung pada kesadaran masyarakat untuk melaporkan kejadian vital yang
terjadi dalam keluarga. Di negara-negara maju, pengumpulan data melalui
registrasi umumnya tidak menemui masalah danhambatan. Sebaliknya di
negara-negara berkembang seperti Indonesia, umumnya data yang dicakup masih
kurang lengkap karena banyak peristiwa yang tidak dilaporkan dan data kurang
rinci sehingga kurang memadai untuk berbagai analisis kependudukan.
v Jumlah Penduduk
Sumber http://tumoutounews.com/2017/08/25/download-jumlah-penduduk-
Jumlah penduduk yang besar ibarat pisau
bermata dua. Di satu sisi bias menjadi keuntungan bagi Negara Indonesia dengan
jumlah penduduk usia produktif yang melimpah. Namun disisi lain bias menjadi
kerugian bila jumlah penduduk yang besar itu memiliki kualitas yang rendah,
dilihat dari pendidikan, kesehatan dan kesejahteraan.
v Persebaran Penduduk
Ø Persebaran atau distribusi penduduk adalah bentuk
penyebaran penduduk di suatu
wilayah atau negara,
apakah penduduk tersebut
tersebar merata atau tidak.
Persebaran penduduk dapat dikenali dari kepadatan penduduk. Kepadatan penduduk
merupakan indikator adanya perbedaan sumber daya yang dimilikisuatu
wilayah. Wilayah yang memiliki
sumber daya yang lebih baik, baik sumber daya fisik maupun manusianya, akan cenderung dipadati penduduk. Kepadatan penduduk juga memberikan informasi kepada
pemerintah tentang pemerataan pembangunan.
Wilayah yang penduduknya jarang menunjukkan pembangunan belum merata ke
berbagai wilayah.
Sumber : sensus penduduk 2010
Ø Beberapa daerah di Indonesia penduduknya masih
sangat sedikit, atau masih kekurangan jumlah penduduk (underpopulation). Contohnya di Papua, kepadatan penduduk rata-rata hanya 4 jiwa per kilometer
persegi. Sementara pulau Jawa kepadatan penduduknya mencapai 945 jiwa per kilometer persegi.
Pulau Jawa dan Madura dengan luas 132 ribu km² berpenduduk 137 juta jiwa pada tahun 2010. Pulau lain diIndonesia, dengan luas berkali lipat dari pulau Jawa jika seluruh
penduduknya dijumlahkan tidak dapat mencapai jumlah penduduk yang tinggal di Pulau Jawa.
Ø Kondisi persebaran penduduk yang tidak merata
merupakan sebuah permasalahan tersendiri bagi pelaksanaan pembangunan. Karena
itu perlu dilakukan upaya pemerataan penduduk yang seimbang, sehingga seluruh
potensi bangsa Indonesia
dapat dikembangkan optimal.
Ø Faktor-faktor yang mempengaruhi penyebaran dan kepadatan penduduk
tiap-tiap daerah atau negara sebagai berikut:
1.
Faktor
Fisiografis
2.
Faktor
Biologis
3. Faktor Kebudayaan dan Teknologi
Ø Kegunaan mengetahui kepadatan penduduk suatu wilayah adalah :
1. Untuk mengetahui persebaran penduduk suatau wilayah
2.
Untuk mengetahui telah terjadi
peledakan penduduk disuatu wilayah atau belum yang bersifat memonitor
3.
Untuk mengetahui penyebab perbedaan
kepadatan penduduk dengan daerah lain disekitarnya.
4.
Untuk mengetahui pusat-pusat
kebudayaan, dimana budaya timbul pada penduduk yang padat dan penduduk
makin padat budaya makin tinggi .
Ø Persebaran yang tidak merata berpengaruh terhadap lingkungan
hidup. Daerah-daerah yang padat penduduknya terjadi eksploitasi sumber alam
secara berlebihan sehingga terganggulah keseimbangan alam. Sebagai contoh
adalah hutan yang terus menyusut karena ditebang untuk dijadikan lahan
pertanian maupun pemukiman.Dampak buruk dari berkurangnya luas hutan
adalah:terjadi banjir karena peresapan air hujan oleh hutan, berkurangterjadi
kekeringan, tanah sekitar hutan menjadi tandus karena erosiDaya dukung
lingkungan dari berbagai daerah di Indonesia tidak sama.
Ø Daya dukung lingkungan pulau Jawa lebih tinggidibandingkan dengan
pulau-pulau lain, sehingga setiap satuan luas di Pulau Jawadapat mendukung
kehidupan yang lebih tinggi dibandingkan dengan, misalnya di Kalimantan,
Papua, Sulawesi, dan Sumatra.Kemampuan suatu wilayah dalam mendukung kehidupan
itu ada batasnya. Apabila kemampuan wilayah dalam mendukung lingkungan
terlampau dapat berakibat pada terjadinya tekanan-tekanan penduduk.
Jadi, meskipun di Jawa daya dukung lingkungannya tinggi, namun juga perlu
diingat batas kemampuan wilayah tersebutdalam mendukung kehidupan.
Ø Faktor penyebab persebaran penduduk yang tidak merata antara lain:
1.
Kesuburan
tanah, daerah atau wilayah yang ditempati banyak penduduk, karena dapat
dijadikan sebagai lahan bercocok tanam dan sebaliknya.
2.
Iklim,
wilayah yang beriklim terlalu panas, terlalu dingin, dan terlalu basah biasanya
tidak disenangi sebagai tempat tinggal
3.
Topografi
atau bentuk permukaan tanah pada umumnya masyarakat banyak bertempat tinggal di
daerah datar
4.
Sumber air
5.
Perhubungan
atau transportasi
Ø Dampak Persebaran Peduduk Yang Tidak Merata
1. Munculnya permukiman liar
2. Sungai-sungai tercemar karena dijadikan tempat pembuangan sampah
baik oleh masyarakat maupun dari pabrik-pabrik industri.
3. Terjadinya pencemaran udara dari asap kendaraan dan industri.
4. Timbulnya berbagai masalah sosial seperti perampokan, pelacuran
dan lain-lain.
v Komposisi Penduduk
Komposisi penduduk adalah pengelompokan penduduk
berdasarkan usia, jenis kelamin, mata pencaharian, agama, bahasa, pendidikan,
tempat tinggal, jenis pekerjaan, dan lain-lain. Komposisi penduduk diperlukan dalam suatu negara karena dapat dijadikan dasar pengambilan
keputusan ataupun kebijaksanaan dalam pelaksanaan pembangunan. Gambaran mengenai
komposisi penduduk perlu dikaji atau dipelajari karena berbagai alasan, antara lain setiap penduduk pasti memiliki usia dan jenis kelamin yang berbeda sehingga memiliki potensi dan kemampuan yang
berbeda pula.
v Piramida Penduduk
Struktur penduduk berdasarkan umur dan jenis kelamin dinamakan
piramida penduduk. Piramida penduduk pada umumnya disajikan dalam bentuk grafik
batang yang meng gambarkan jumlah penduduk laki-laki dan perempuan pada setiap
kelompok usia tertentu. Rentang interval umur yang umumnya digunakan adalah
lima tahun (usia 0-4, 5-9, 10-14, 15-19, 20-24, 25-29, 30-34, 35-39, 40-44,
45-49, 50-54, 55-59, 60-64, 65-69, 70-74, 75 tahun lebih).
Berdasarkan kecenderungan bentuknya, komposisi penduduk
berdasarkan usia dan jenis kelamin diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu sebagai
berikut:
1.
Komposisi
penduduk muda (Ekspansif),
dengan bentuk piramida penduduk
menyerupai kerucut. Ciri-ciri komposisi penduduk ekspansif antara lain sebagai
berikut:
a.
Jumlah
penduduk usia muda (0–19 tahun) sangat besar, sedangkan usia tua sedikit.
b.
Angka
kelahiran jauh lebih tinggi jika dibandingkan dengan angka kematian.
c.
Pertumbuhan
penduduk relatif tinggi.
d.
Sebagian
besar terdapat di negara-negara berkembang, seperti Indonesia, Malaysia,
Thailand, Republik Rakyat Cina, Mesir, dan India.
2.
Komposisi
penduduk dewasa (Stasioner),
dengan bentuk piramida penduduk
menyerupai batu nisan. Ciri-ciri komposisi penduduk stasioner antara lain
sebagai berikut:
a.
Perbandingan
jumlah penduduk pada kelompok usia muda dan dewasa relatif seimbang.
b.
Tingkat
kelahiran umumnya tidak tinggi, demikian pula
angka kematian relatif lebih rendah.
c.
Pertumbuhan
penduduk kecil.
d.
Terdapat di
beberapa negara maju antara lain Amerika Serikat, Belanda, dan Inggris.
3.
Komposisi
penduduk tua (Konstruktif),
dengan
bentuk piramida penduduk menyerupai guci terbalik. Ciri-ciri komposisi penduduk
konstruktif antara lain sebagai berikut:
a.
Jumlah
penduduk usia muda (0–19 tahun) dan usia tua (di atas usia 64 tahun) sangat
kecil.
b.
Jumlah
penduduk yang tinggi terkonsentrasi pada ke lompok usia dewasa.
c.
Angka
kelahiran sangat rendah, demikian juga angka kematian.
d.
Pertumbuhan
penduduk sangat rendah mendekati nol, bahkan pertumbuhan penduduk sebagian
mencapai tingkat negatif.
e.
Jumlah
penduduk cenderung berkurang dari tahun ke tahun.
f.
Negara yang
berada pada fase ini, antara lain Swedia, Jerman, dan Belgia.
v Rasio Jenis Kelamin (sex ratio)
Sex ratio menunjukkan perbandingan antara jumlah penduduk
laki-laki dan perempuan. Adanya perbandingan jumlah penduduk laki-laki
dengan jumlah penduduk wanita dapat
digunakan untuk memperkirakan atau
memprediksi keadaan jumlah penduduk di masa datang. Kemungkinan
terjadinya ledakan penduduk akan lebih besar, kalau jumlah penduduk wanita
lebih banyak dibandingkan jumlah penduduk laki-laki.
v Angka Beban Ketergantungan(dependency
ratio)
Menurut Pof. H.R. Bintarto rasio ketergantungan (dependency ratio)
atau angka beban ketergantungan adalah suatu angka yang menunjukkan besar beban
tanggungan kelompok usia produktif atas penduduk usia nonpoduktif. Usia
produktif adalah usia penduduk antara 15 tahun sampai 59 tahun. Disebut
produktif karena pada usia ini diperkirakan orang ada pada rentang usia masih
bisa bekerja, baik di sektor swasta maupun sebagai Pegawai Negeri Sipil.
Sedangkan usia tidak produktif adalah usia penduduk yang ada di rentang 60
tahun keatas. Pertimbangannya, bahwa pada usia ini penduduk dipandang sudah
tidak produktif lagi bekerja atau tidak diperkenankan lagi bekerja, baik di
sektor swasta ataupun sebagai pegawai negeri.
Angka ketergantungan dapat memberikan informasi kepada kita berapa
besar setiap orang yang sudah bekerja menanggung beban orang yang belum atau
tidak bekerja. Dengan melihat angka atau indeks dari beban tanggungan ini, kita
bisa melihat seberapa besar kemakmuran yang dimiliki oleh suatu negara atau
wilayah.
Bagaimana
kondisi persebaran penduduk di wilayahmu ! |
MATERI PENGAYAAN |
Carilah informasi di surat kabar atau di media elektronik mengenai
factor yang mempengaruhi persebaran penduduk di wilayahmu dampak persebaran
penduduk terhadap kehidupan masyarakat di sekitar lingkungan tempat tinggalmu !
Evaluasi |
1.
Jelaskan pengertian dinamikapenduduk!
2.
Jelaskan faktor yangmempengaruhi persebaran penduduk tidak merata!
3.
Jelaskan
dampak persebaran penduduk yang tidak merata !
4.
Jelaskan pengertian komposisi
penduduk!
Daftar Rujukan |
Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan. 2016. Buku Siswa Ilmu
Pengetahuan Sosial. Jakarta: Kementrian dan Pendidikan dan Kebudayaan
Badan
Pusat Statistik. 2010.Hasil Sensus Penduduk Indonesia Tahun 2010.
Jakarta: Badan Pusat Statistik: Republik Indonesia
http://bumiindonesiapertiwi.blogspot.com/2013/07/permasalahan-kependudukan-di-indonesia_3.html
https://zaka4share.wordpress.com/2014/10/21/persebaran-penduduk-di-indonesia/
http://sabangsampaimeraoke.wordpress.com/masalah-kependudukan-dan-solusinya/
https//ringkasan buku geografi.blogspot.com/2016/kualitas
penduduk Indonesia .html
http://caramengatasimasalahh.blogspot.com/2013/12/cara-mengatasi-masalah-persebaran.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar